Sinopsis dan Review: Stereo Net TV Episode 1

by - Rabu, Maret 25, 2015


Haloh! Ceritanya barusan nonton Stereo, drama musikalnya Net TV, yang baru saja tayang hari Minggu, 22 Maret kemarin, nih. Well, sebenernya ngga ada niatan untuk tiba-tiba deg-degan kayak gini, tapi sebagai penggemar berat Dikta kok jadi pengen nulis review serial ini deh, hahaha. Alasan lainnya sih karena lagi ingin belajar nulis review film juga (modus biar ke depannya kebagian diundang nonton bioskop gratis jugak).

Ada yang bilang Stereo ini terinspirasi serial Glee yang juga berformat drama musikal, sayang, saya ngga terlalu ngikutin Glee - pernah sih nonton tapi ngga terlalu ngefans (kecuali sama Grant Gustin yang sekarang jadi pemeran The Flash). Sejauh ini drama musikal yang nyantol di hati saya tetep Les Miserables yang ada Hugh Jackmannya - itu gilak banget! No lipsync, bahkan film Into The Woodsnya Johnny Depp aja lewat. Yah, saya mungkin ngga bisa menjadikan kedua film tersebut sebagai bahan perbandingan tapi boleh deh dijadikan referensi.

So, mari kita bahas saja ya.

PLOT CERITA
(boleh diskip kalau sudah nonton filmnya- ini cuma buat latihan saya ngeringkas ajah, kok, suer)


Kisah dibuka dengan timelapse suasana jalanan Jakarta di pagi hari lengkap dengan kemacetannya, mengambil beberapa gambar di sekitar Monumen Selamat Datang dan Pancoran (serta Patung Dirgantara), terlihat aktifitas sebagian masyarakat secara acak hingga akhirnya kamera fokus menuju ke kamar Dara (Tatjana Saphira) yang terlihat sedang mengamati rangkaian kegiatan pada agendanya (pidato hari terakhir PresMa, cari buku di perpustakaan, research makalah, hingga beli susu) dilanjutkan menyiapkan beberapa buku untuk dibawa ke kampusnya.

Selanjutnya kita menyaksikan Dara yang sedang berpidato sebagai Presiden Mahasiswa dimana sikapnya yang selama ini dikenal galak, kaku, dan penuntut (banyak maunya) merupakan dedikasinya untuk memajukan Royal University, nama kampusnya. Ketika confetti mulai bertaburan dan Dara mendapatkan sebuket bunga, perhatian kita tertuju pada seorang pria misterius (namun tampan, ah si Dikta ini!!) yang tersenyum bangga dari balik panggung, apa gerangan hubungan keduanya?


Mas Dikta, kamu cakep deh!
Adegan berpindah ke Juwita (Priskila Shafia) - mahasiswi Akuntansi 2011 dan Ibunya (Dewi Gita) - yang merupakan penjual Gado-gado di kantin kampus. Juwita merengek ingin diizinkan menonton artis favoritnya yang kemudian dilarang oleh ibunya alih-alih disuruh mencuci piring karena ibunya hendak mengantarkan pesanan Gado-gado pesanan Diva (Angel Pieters) - agak rancu, karena terlihat sepertinya kantinnya baru saja buka, jadi kapan si Diva ini pesannya?



Diva tersinggung ketika melihat Gado-gado yang diantarkan Bunda Juwita, dengan angkuh dia membuang segarpu gado-gado dan mencibir pesanannya yang dianggap tidak sesuai dengan permintaannya. Juwitapun tergopoh-gopoh lari menghampiri meja Diva hendak membela ibunya, namun sudah duluan disela oleh Dara yang dengan nada dingin dan tajam berkata kepada Diva, "Lo lebay." - bisa jadi kedua perempuan ini saingan

Coach Azis (Indra Aziz), pelatih tim vokal Gita Gempita milik Royal University terlihat sedang berlatih vokal dengan para anak-anaknya - dimana vokal mereka terdengar luar biasa sumbang. Di tengah-tengah latihan, Dekan Wati (Karina Suwandi) yang memperhatikannya segera menghentikan latihan tersebut dan mengutarakan rasa kecewanya terhadap performa para murid vokal Coach Azis dan berencana untuk menutup klub vokal. Coach Azis segera berupaya keras untuk membatalkan hal itu dengan janji dia akan membuat klub vokalnya kembali berjaya, Dekanpun menantang Coach Azis untuk bisa memenangkan kompetisi Super Choir, lomba paduan suara universitas dan menyarankan untuk mencari sosok pemimpin yang bisa mengajak banyak mahasiswa untuk bergabung di klub vokal. Di tengah-tengah kebingungan Coach Azis dalam mencari sosok leader yang cocok, dia mendengar Dara yang sedang bernyanyi dan langsung berekspresi seakan dia sudah menemukan orang yang dia cari.


Selanjutnya, ada Alex (Vidi Aldiano) yang tengah duduk di koridor dekat mading sambil membaca dan mendengarkan lagu (emang bisa konsen, cyin?), kehadiran Dara seketika mengalihkan perhatiannya dan dengan segera ia berdiri dan pura-pura ikut memperhatikan mading hingga masing-masing telunjuk mereka bertemu. Namun sayang, Alex yang terlihat sebagai pemalu malah diam tak berkutik ketika Dara berada di hadapannya, yang kemudian segera pergi setelah menanyakan jam. Alexpun hanya bisa tertegun sebelum ponselnya berdering menunjukkan si penelpon yang tidak lain adalah Diva.


Menuju lapangan basket, pahlawan kita (buset dah, bias banget!), Vigo (Pradikta Wicaksono) tengah bermain basket ketika bola hasil passingnya terlempar hingga ke ujung lapang hampir mengenai Dara yang sedang lewat. Vigopun segera berlari ke arah Dara dengan tatapan memelas, "Jangan bete dong, Ay," yang kemudian disanggah oleh Dara, "Gua ngga suka dipanggil dengan nama lain," - yang artinya ay itu adalah ayang (Aku juga mau donk, kaka Dikta dipanggil, Ay!). Merespon tanggapan dingin Dara, Vigo kembali  membalas, "Itukan panggilan sayang aku ke kamu, kamu juga boleh panggil aku ay," yang selanjutnya hanya dibalas dengan tatapan tajam oleh Dara, Tidak lama berselang, Dara mendapat panggilan telepon dari Dekan wati untuk menghadap ke ruangannya.

Di halaman parkir, terlihat Diva sedang bersandar di sebuah mobil yang ternyata milik Alex. Diva memanggil Alex dengan sebutan "Beb" yang menunjukkan kita mereka adalah sepasang kekasih, tetapi ketika Alex berjalan mendekati mobilnya, dia tidak memandang ke arah Diva, melainkan mendiamkannya saja dan segera masuk ke mobil. Meyakinkan kita bahwa mereka sepertinya ada masalah.

Kembali pada Dara yang sudah berada di ruang dekan, ternyata Dekan Wati memaksa Dara untuk menjadi leader di grup vokal Coach Azis serta memenangkan kejuaraan Super Choir, dengan iming-iming surat rekomendasi S2. Dengan berat hati, Darapun menyetujuinya.

Waktu selanjutnya, kita melihat Diva sedang mengikuti audisi sebagai wedding singer, namun ketika hendak menunjukkan kebolehannya, suaranya serak dan agak fals, membuatnya seketika ditolak. Divapun pulang dengan kecewa. Malam hari, Dara terlihat sibuk membuat poster audisi tim vokalnya. Di tengah-tengah keseriusannya, masuk seorang ibu asisten rumah tangga yang menyajikan Dara minuman. Dara menanyakan apakah ayahnya menelpon dan ibunya sudah akan pulang, yang keduanya dijawab tidak oleh sang art; sepertinya orang tua Dara sibuk.

Keesokan harinya, Dara terlihat sibuk memasang poster audisi dan membagi-bagikannya, menyuruh teman-temannya untuk ikut berpartisipasi dalam audisi tersebut. Di dalam kelas, Juwita yang sekelas dengan Alex, terlihat tengah memperhatikan Alex dari tempat duduknya di belakang. Alex yang kemudian mengambil topinya yang terjatuh tidak sengaja bertatap muka dengan Juwita. Saat waktu istirahat, Alex terlihat tengah memperhatikan poster audisi yang sebelumnya diberikan padanya, Juwita yang sengaja lewat di depannya menanyakan kertas apa yang dipegangnya, namun Alex hanya tersenyum tanpa kata sambil memberikan poster tersebut kepada Juwita.

Audisipun dimulai, namun belum ada peserta yang lolos. Si cakep Vigo yang kelihatannya hendak bermain basket, perhatiannya beralih ke arah poster audisi yang tergeletak di bangku pinggir lapangan, diapun segera bergegas menuju ruangan audisi yang kemudia dihadang oleh Dara, "Lapangan basket bukan disini," Coach Azis yang menyangka Vigo dan Dara memiliki hubungan langsung dijawab oleh Vigo, "Aku mau audisi,"

Permainan gitar dan vokal Vigopun mengagetkan Dara dan Coach Azis, menjadikannya peserta pertama yang lolos audisi. Awalnya Dara tidak setuju namun ketika Coach Azis meyakinkan bahwa Vigo mempunyai kemampuan, quote yang cukup nyesek adalah,"Aku sudah diterima di tim kamu, kapan aku diterima di hati kamu," (Kak Dikta aku mau!!!). Akhirnya Darapun setuju untuk menerima Vigo di klub vokal.


Sebaliknya, di kantin, Diva yang melihat status Vigo yang menjadi anggota grup vokal di sosial media, tertawa tidak percaya dan mulai bergosip mengapa Vigo yang kapten basket bisa diterima di klub vokal. Juwita yang sedang mengantarkan gado-gadonyapun dianggap mengusik kesenangannya bergosip namun segera ditengahi oleh Alex yang membiarkan Juwita tetap meletakkan piring gado-gadonya di meja mereka. Divapun melanjutkan gosipnya yang mengatakan Dara menerima Vigo karena ingin mendekati Vigo, yang segera dipotong oleh Alex. Alex yang merasa risih segera meninggalkan meja kantin yang langsung dikejar oleh Diva, merengek dengan manja agar tidak marah. Juwita dan ibunya yang memperhatikan kejadian itu membahas kelakuan Diva, Juwitapun menenangkan ibunya agar tidak emosi mengingat darah tingginya.


Alexpun mengikuti audisi juga dengan memainkan piano yang kemudian memukau Coach Azis dan Dara, menjadikannya peserta kedua yang diterima. Sebelum Alex keluar dari ruangan audisi, Alex dan Dara sempat bertatap muka dan dengan tersipu Alex berkata, "Thanks, Dar," yang kemudian diseloroh oleh Coach Azis, "Alex groupies kamu juga, Dar?" Alex dengan tergesa-gesa menuju mobilnya dimana Diva sudah kembali menunggu, Diva menanyakan kenapa Alex tidak pengertian namun hanya dijawab, "Kamu boleh ngambek, boleh duduk di kap mobilku sampai kapanpun, tapi aku lagi ngga mau berantem," (a bit confusing). Divapun ditinggalkan begitu saja oleh Alex yang kemudian pergi dengan mobilnya.

Selanjutnya ada Juwita yang ikut audisi namun sempat khawatir apakah dia harus bayar audisi ini. Suara Juwita yang melengking serta vibra yang sempurna kembali membuat Coach Azis dan Dara tidak berkedip. Standing ovation menandakan Juwita menjadi peserta ketiga yang diterima dan menandakan audisi ditutup dengan hasil anggota: Vigo, Alex, Juwita, dan Dara/leader.

Dara hendak pulang ke rumah, ketika mobil Vigo berhenti di depannya hendak menawarkan untuk mengantar pulang. Darapun dengan dingin menolak dan memilih naik angkot, yang tanpa disadarinya, mobil Vigo terus membuntuti tepat di belakang angkotnya. Sesampainya di rumah Dara kaget dengan mobil Vigo yang juga berhenti di dekatnya, Vigopun turun berkata, "Aku ingin memastikan calon ibu dari anak-anakku sampai rumah dengan selamat," (Gyaaa~~~). Malamnya, di depan laptop, Dara kembali mengingat-ingat sikap Vigo selama ini terhadapnya, lamunannya dikagetkan oleh dering telpon Vigo yang berkata ada sesuatu yang ditinggalkannya di depan rumahnya. Dara segera keluar rumah dan mendapati sebuah kotak berisikan bentuk hati, Vigo kembali menelpon, menunjukkan dia berada di sekitar rumah Dara, berkata, "Itu adalah hatiku yang kuberikan padamu, disimpan baik-baik, jangan diberikan pada yang lain," namun Dara kembali meletakkan kotak tersebut di tanah dan meninggalkannya, menandakan dia tidak menerima pernyataan Vigo, Vigopun kembali kecewa.



Di pagi hari, seorang laki-laki mengantarkan Coach Azis kopi hendak membangunkannya. Coach Azis bangun pagi dengan semangat dan ber-beat-boxing, menunjukkan antusiasnya untuk melatih anggota klub vokal yang baru. Bahkan hingga sampai di kampus, di ruang vokal, dia tidak berhenti bersenandung. Diva yang melihat pengumuman formasi klub vokal yang baru di mading menunjukkan ekspresi tidak suka dan segera menghampiri Diva, menuduhnya telah mengambil semua yang menjadi miliknya; posisi cewek nomer 1 di kampus serta mengambil Alex darinya. Di ruang latihan, Vigo menyuruh Juwita untuk pindah posisi tempat duduknya yang berada di sebelah Dara. Duduk di sebelah Dara, Vigopun menyapa, "Kamu semalam mimpiin aku, ya?"

Mereka berlimapun mulai berlatih vokal yang kemudian bersama-sama menyanyikan theme song. Coach Azispun bangga dengan suara mereka dan memutuskan untuk menamakan klub vokal tersebut, Stereo. Tepat ketika mereka akan meresmikan nama mereka, Diva datang, "Ngga lengkap kalo ngga ada gue."

REVIEW

Ok, saatnya membahas sinetron ini. Sekali lagi saya tekankan tidak berniat membandingkan dengan Glee. Sebagai pemain piano, saya tertarik dengan poin utama musikalitas di drama ini dan tambahannya saya mau bahas karakterisasi dan bajunya, hehehe.

1) Karakterisasi.
a. Dara. Di episode pertama ini kesan yang ingin ditampilkan adalah seorang wanita yang kaku, galak, namun kuat, tabah, mandiri, pintar dan mungkin dominan. Sebagai presiden mahasiswa, yang berarti perempuan nomor satu di kampus, menurut saya influence/pengaruh dan wibawa Dara sebagai si nomor satu tidak jelas terlihat. Di depan dekan, dia adalah pengemis rekomendasi S2 melankolis yang akhirnya dengan tidak berdaya harus bergabung dalam grup vokal - sebenarnya tidak terlihat apakah dia benar-benar mau atau terpaksa, tapi masa sih, seorang presiden mahasiswa tidak bisa menunjukkan "pengaruhnya" di depan dekan, saya rasa harusnya sih bisa lebih diplomatis. Dara belum terlihat mempunyai teman akrab, padahal sebagai presiden mahasiswa, harusnya tingkat sosialnya tinggi sekali dan bukannya cuma sekedar say hi dengan teman sekampus, melainkan more than that, masa orang kaku bisa jadi presiden mahasiswa? Seriously? Episode 1 ini tidak memberikan Dara kesan galak, kecuali tegas, terutama di depan Diva. Karakter kaku dan supel agak rancu ketika Dara berhadapan dengan Alex, apakah memang sebelumnya mereka ada hubungan? Karena memang Diva sempat bilang, "Kamu ngerebut Alex." Bisa jadi Dara berusaha tegar di luar tapi aslinya dia rapuh di dalam. #apaseh
b. Vigo. I don't think he's a playboy or even a bad guy. Karakternya sebagai kapten basket dengan lagak tengil, berusaha menunjukkan dia sebenarnya pria baik tapi a bit show off. Dia perhatian terhadap Dara, in a good way and so romantic, tidak terlihat juga sebagai penggoda wanita. I don't think a playboy would dare to say, "Calon ibu dari anak-anakku," kayaknya that's too much of a playboy, bisa jadi Vigo ini memang sudah lama naksir Dara tapi kenyataannya dia pemalu. Bisa jadi karakternya juga kocak dan humoris, namun ada angkuhnya (ketika nyuruh Juwita pindah kursi atau pengen audisi duluan). Dan lucunya, pemain basket bisa nyanyi dan  main gitar? Wow, what a talent itu, mas, Kang Vigo keren banget sih! Itu gimana coba bagi waktu antara main basket sama latihan fingering main gitar? Tapi sepertinya Akang Dika masih bingung, karakternya mau dijadiin penggoda wanita atau gentleman, masih terbata-bata gitu.
c. Alex. Nah, ini karakter yang agak mencla-mencle, Vidi loe maunya gimana sih? Jaim atau jual mahal di depan Juwita, tapi sok jantan dan bijak di depan Diva, namun pemalu di depan Dara, eh cape deh. Jelas banget something wrong dengan hubungan Alex dan Diva yang kita belum tau sebenarnya ada apa dengan mereka, tapi kalau Diva sudah tau ada sesuatu antara Alex dan Dara, kenapa mereka belum putus? Bisa jadi Alex ini another coward, terpaksa pacaran sama Diva karena Diva terobsesi dengan Alex dan ngga bisa begitu aja mutusin hubungan.
d. Diva. Tokoh yang kasihan banget kamu, nak. Jadi Diva ini sebenarnya perjuangannya cukup keras, I can sense that, dibalik perangainya yang kuat dan ingin dipandang (saya ngga tau apa dia sengaja pakai tas Chanel kw buanget itu karena skenario biar kelihataanya Diva kaya padahal ngga atau karena tim fashionnya yang salah milih tas?), sebenarnya Diva mungkin punya banyak masalah; dilihat dari bagaimana dia kerja ngelamar jadi wedding singer, lalu keinginannya mendapat pengakuan dari sang pacar, juga mengembalikan statusnya sebagai perempuan nomor 1 di kampus. Wait, nomor 1? Berarti harusnya Diva punya prestasi yang cukup mencengangkan selain daripada kekerenannya yang biasa aja itu. What do you have, Diva? Mungkin kita akan diberitau di episode selanjutnya.
e. Juwita. Pemeran dengan suara paling bagus, tapi berhubung penampilanmu biasa saja aku bahas belakangan ya, mbak (tolong salahkan bagian peran). Tukang gado-gado yang polos ini belum terlalu banyak dieksplor selain daripada perasaannya terhadap Alex. Bisa jadi dia cukup agresif, karena berani menyapa Alex duluan, atau bisa juga supel atau ramah. Tidak ada perasaan minder yang dia cerminkan mengingat dia anak penjual gado-gado.

Kesimpulan: karakternya masih banyak yang raba-raba, bisa jadi misterius karena ada kisah yang belum terungkap, tapi bisa jadi karena writer dan artisnya belum tau ini karakter mau diapain. But, so far, akting paling keren adalah si Angel Pieters, nyebelinnya dapet banget. Sayangnya, ketika adegan Diva nyanyi sambil nangis, itu momennya masih belum dapet. Kurang menyentuh, penonton diajak untuk trenyuh dan kasihan sama Diva, padahal kita semua ngga tau Diva itu kenapa; antara dia dengan Alex, kita juga ngga tau siapa yang salah. But, anyway, keep up the good work. Apa? Vigo? Oh, itu mah karena akang Dikta aja cakep setengah mati tapi karakternya masih belum jelas ke arah mana, but I can say, he's a good man, kalau belakangan si Vigo ini mau dijadiin playboy, kayaknya ngga cocok banget.

2) Musikalitas.
a. Melompat Lebih Tinggi | Dinyanyikan Dewi Gita dan Priskila. Suara mereka bagus, tapi lagunya ngga pas, karena theme songnya sudah dengan lagu yang sama, sehingga sebagai adegan awal nyanyi lagu ini, walaupun dengan aransemen berbeda (yang ngga terlalu jauh) agak ngebosenin sih.
b. Ya Sudahlah | Dinyanyikan Tatjana. Lagunya dibikin agak lembut dan melankolis, tapi aslinya sih ngga terlalu berkesan juga, karena suara Tatjana yang polos dan aransemennya yang agak sayup-sayup sepi.
c. Melompat Lebih Tinggi | Dinyanyikan Angel Pieters. Ah, ini versi slownya lumayan deh- tapi haruskah lagu theme song dinyanyikan sesering ini? Please deh... Kayaknya bayar mahal banget ke Sheila on 7 ini.
d. Indah Kuingat Dirimu | Dinyanyikan Pradikta. Cieh! Lagunya dibikin blues, awalnya lengkingan gitarnya cukup memukau (itu serius Dikta yang main?), namun di bagian ending chord bluesnya jadi ngga kental malah serasa ballad (kurang chord b5b7b13 gitu). Lagunya jadi makin galau beda dengan versi Yovie&Nuno yang lebih garang dan agresif. Jadi keliatan kalau sosok Vigo ini agak melankolis ngga macho. What do you think?
e. Kisah Romantis | Dinyanyikan Vidi. Dan saya ngga yakin itu Vidi main pianonya beneran, seriously you can't fool me Vidi. Kalaupun dia beneran main piano saat take vocal aslinya, it's such a shame, Vidi main piano tanpa soul gitu, apalagi dengan tipe lagu RnB kayak gitu. What the? Saya sebagai pemain piano merasa dikecewakan. Padahal aransemennya ok, walaupun saya ngga seberapa suka dengan gaya Vidi yang pengen nyanyiy dimirip-miripin Glenn. Vidi ngga cocok RnB, nyanyi ballad aja, kak. I'm counting on your next performance.
f. Karna Kusanggup | Dinyanyikan Angel Pieters. Ini murni bukan fansnya Angel, ya, tapi saya suka banget dengan cara dia bernyanyi dan penghayatannya, namun, ya itu, sangat disayangkan, pas adegan ini, momennya ngga dapet banget, non. Salahkan script writer kamu, bukan salah kamu, sayang.
g. Begitu Indah | Dinyanyikan Priskila. Bener nih, the best comes last. Ini lagu paling ok, dengan aransemen dan suara paling ok sepanjang episode pertama ini. Kayaknya saya jatuh cinta dengan penampilang Priskila ini. Nyanyi live donk, non, kapan-kapan ya...

Kesimpulan: Ada beberapa lagu yang masih "random" alias masih belum kena sama tema adegannya, kecuali lagu-lagu pas adegan audisi. Kayak, Ya Sudahlah-nya si Tatjana, itu maksudnya nyanyian untuk karakter dia atau pelengkap karakter moodnya Coach Azis? Terus Melompat Lebih Tingginya Angel ketika ditolak audisi wedding singer, itu di luar aransemennya yang bagus, sebenarnya atmosfirnya ngga terlalu kena. Well, let's see on next episode ya. Lalu, so far, penataan scorenya rapi dan ngga over seperti sinetron-sinetron lain, cukup pas dengan adegannya - apalagi dengan dominasi biola dan piano.

3) Kostum. Bagian ini sih, saya cuma mau ngerekam gayanya ajah, bagi yang berminat kasi info merk dan beli dimana boleh langsung komen ya... So far, saya suka dengan gaya pakaiannya Diva, namun simplenya Dara boleh juga. Gaya terkeren pria jatuh pada Alex, selamat! Hahaha.

Kostum Dara - Stereo Episode 1
Kostum Bunda Juwita dan Juwita - Stereo Episode 1
Kostum Dekan Wati - Stereo Episode 1
Kostum Vigo - Stereo Episode 1
Kostum Diva - Stereo Episode 1
Kostum Alex - Stereo Episode 1
So, begitulah pembahasan Serial STEREO NET TV Episode 1.
Semoga saya masih sanggup membahas Episode 2. See you!

You May Also Like

2 komentar

  1. Setuju banget sama review stereo 👍
    Terimakasih kakak 😊

    BalasHapus
  2. Kak mau tanya sih stereo yang episode diva sama alex anniversary dan alexnya cover lagu aku bukan pujangga itu episode berapa iya ?

    BalasHapus

Selamat berkomentar, tinggalkan link pada username. Link yang berada di dalam kolom komentar akan dihapus. (Feel free to comment and put your link on your username ONLY instead comment box area, otherwise deleted).